Kiprah Kaum Betawi dalam Sejarah Kebangsaan
Perannya dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa ini bisa dilacak dalam sejarah.

MONDAYREVIEW.COM – Kiprah Kaum Betawi dalam sejarah kebangsaan telah tercatat apik dengan tinta emas. Sejak embrio republik ini, Kaum Betawi telah menyumbangkan gagasannya dan kiprahnya.
Demikian disampaikan anggota DPD RI dari daerah pemilihan Provinsi DKI Jakarta, Abdul Azis Khafia dalam dialog yang digelar di Gedung Nyi Ageng Serang, Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (12/8).
Azis mengungkapkan peran Kaum Betawi khususnya para pemudanya dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa ini bisa dilacak dalam sejarah. Misalnya pada tahun 1903 kaum Betawi mendirikan Perkoempulan Kaoem Betawi yang digagas oleh Thamrin Tabrie.
Lebih lanjut Perkoempulan Kaoem Betawi dilanjutkan kepemimpinannya oleh Mohammad Hoesni Thamrin (MHT) yang tidak lain adalah putra Thamrin Tabrie. Di bawah kepemimpinan MHT, Perkoempulan Kaoem Betawi memiliki kecabangan organisasi kepemudan yakni Pemoeda Koem Betawi.
“Inilah selanjutnya bersama organisasi kedaerahan lainnya menyatakan Soempah Pemoeda pada tahun 1928 tentang komitmen Kebangsaan Indonesia,” jelasnya,
Perjuangan Kaum Betawi juga terus digelorakan, Senator ini menambahkan pada tahun 1945, saat semangat proklamasi menyala dalam dada rakyat Indonesia, lagi-lagi para pejuang dan ulama Betawi mendorong dan mendesak Bung Karno dan Bung Hatta untuk mendeklarasikan kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Sebulan setelah teks proklamasi dibacakan tantangan datang dari dunia internasional bahwa proklamasi belum sepenuhnya keinginan rakyat, disamping ancaman Jepang yang masih bercokol di Jakarta. menghadapi tekanan tersebut lagi-lagi Kaum Betawi tampil memberikan dukungan dan semangat.
Ulama dan pejuang mampu menggerakan puluhan ribu massa dengan berkumpul memadati lapangan IKADA (sekarang lapangan IRTI MONAS) pada 19 September 1945, Peristiwa ini kemudian dikenal dengan Rapat Raksasa IKADA.
“Sampai saat ini Betawi dan NKRI satu kesatuan yang tidak terpisahkan, semangat berBetawi berarti semangat cinta tanah air, semangat perjuangan, semangat persatuan,” Katanya.